iklan

Web Hosting

Jumat, 11 Desember 2009

Plus-Minus Penghasilan Per Jam

Posting sebelumnya sudah mengurai tentang konsep penghasilan per jam . Dan kini kita bahas tentang plus-minus konsep ini.
Sisi positif yang bisa anda capai kalau menerapkan sistem ini adalah fokus anda untuk meningkatkan penghasilan akan lebih terarah. Sebab ada patokan penghasilan yang ingin anda capai. Misalnya penghasilan anda sekarang Rp 50 ribu/ jam dan bermaksud menaikkannya menjadi Rp 80 ribu/jam, anda akan berupaya mencari jalan mewujudkannya. Dengan begitu, anda lebih sadar terhadap pekerjaan yang tak lagi prospek pada diri anda. Anda menghindarkan diri dari membuang waktu yang hanya menghasilkan sedikit uang.
Kemudian bertahap anda bisa mulai mengurangi aktivitas Rp 50 ribu/jam dan menggiatkan aktivitas yang bernilai Rp 80 ribu/jam. Atau bisa juga anda minta bantuan orang lain untuk mengerjakannya. Misal, anda merekrut karyawan freelance yang mungkin dibayar Rp 30 ribu/ jam untuk melakukan pekerjaan anda itu. Dengan begitu, anda punya tiga keuntungan. Selain pekerjaan anda tak terbengkalai, anda tetap mendapatkan aliran uang dari pekerjaan tadi, serta ikut mengurangi jumlah pengangguran.
Tapi bila anda menerapkan konsep tersebut dengan peningkatan penghasilan yang tak terlalu besar. Misal dari Rp 50 ribu/jam menjadi Rp 80 ribu/jam, proses yang akan ditempuh untuk mencapai kondisi bebas finansial terlampau lama. Untuk bisa mencapai penghasilan Rp 10 juta/jam akan butuh waktu berpuluh tahun. Dan yang terburuk, dengan menetapkan penghasilan pada level relatif rendah, anda secara tidak sadar telah membuat batas penghasilan bagi diri anda.
Maksudnya? Kalau anda misal menetapkan Rp 80 ribu/jam, secara tidak langsung anda mengatakan bahwa penghasilan anda bukan Rp 100 ribu/jam, Rp 500 ribu/jam, atau Rp 1 juta/jam. Sehingga membuat pikiran kita tak dapat membayangkan untuk meraih hasil yang lebih besar seperti Rp 10 juta/jam. Dengan membatasi penghasilan kita pada angka rendah, maka peluang yang bisa kita bayangkan hanya segitu saja.
Memang dengan menerapkan patokan penghasilan tersebut, setidaknya menghindari resiko terburuk untuk tak mendapatkan apa-apa. Namun, dengan begitu juga membuat anda kehilangan peluang untuk menghasilkan penghasilan yang jauh lebih besar. Karena itu anda perlu menyikapi resiko dengan cerdas.
Selain itu, dengan memiliki target penghasilan yang rendah, bisa membuat kurang tertantang mewujudkannya. Sebaliknya, dengan memiliki target yang tinggi, bisa dibayangkan anda tak akan pernah melewatkan setiap detik waktu kerja anda.
Namun ironisnya, banyak orang yang enggan melakukannya. Mereka lebih suka menjadi karyawan yang digaji setiap bulan. Sebab menurut mereka resikonya lebih ringan dibanding menjadi pengusaha. Padahal kalau mau kita pikirkan lebih jauh, menjadi pengusaha sebetulnya beresiko lebih rendah dibanding menjadi karyawan. Bagi pengusaha sangat mudah mendapatkan Rp 10 juta sejam, tapi bagi karyawan itu butuh perjuangan jauh lebih keras dan lama serta masih dibayang-bayangi resiko pemecatan.
Dan bahkan mungkin banyak orang menganggap penghasilan sebegitu besar tidak realistis. Tapi kalau kita lihat orang-orang terkaya di dunia, penghasilan mereka sudah jauh melewati angka itu. Artinya, sebetulnya kesempatan itu nyata dan ada. Tapi mungkin karena keyakinan kita yang terbatas untuk meraihnya, maka pengalaman itu tak akan pernah dialami.
Sebab itu, selalu saya sarankan, buka pikiran anda. Yakinlah kalau kesempatan itu ada dan bisa menjadi nyata. Dan anda tak perlu mempedulikan orang lain yang meragukan keyakinan anda itu. Karena tak ada gunanya.
Kesempatan untuk mendapatkan penghasilan raksasa itu pun sebetulnya sangat banyak. Tapi anda tak mungkin bisa menikmatinya sebelum memiliki mindset yang tepat.
Maka mulai detik ini, sejak anda membaca posting ini, lepaskan keterbatasan yang membelenggu pikiran anda. Misal dengan memiliki bayangan mendapat penghasilan Rp 10 juta/jam. Dengan begitu paling tidak anda sudah lebih dekat dengan kenyataan yang anda inginkan.
Karena bagaimanapun sukses atau tidak ada di tangan anda sendiri. Anda sendiri yang mengusahakan dan menikmatinya nanti. Kalau tak percaya, coba tanyakan pada diri sendiri, siapa yang akan menghargai bahwa setiap waktu anda begitu berharga kalau bukan anda sendiri?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar